Jumat, 03 Desember 2010

Tugas Praktikum
TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN




Oleh :
SURYADI (0810483046)*





STRATEGI PENGELOLAAN UNSUR HARA SILIKON (Si ) SECARA ORGANIK DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN
(JERAMI & SEKAM)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan unsur tanaman akan unsur hara mikro telah diketahui cukup lama. Akan tetapi penggunaa secara luas unsur hara mikro dalam pupuk baru di lakukan akhir-akhir ini . Beberapa faktor mengapa unsur hara mikro menjadi sangat penting akhir-akhir ini:
  • Hasil tanaman, peningkatan hasil tanaman per satuan luas tanah berarti akan mengangkut atau menghilangkan unsur hara mikro yang ada di dalam tanah juga tinggi, sehingga makin lama tanah sudah tidak sanggup lagi untuk menyediakan dari proses pelapukan mineral untuk mencukupi kebutuhan tanaman.
  • Teknologi pupuk. Teknologi pembuatan pupuk saat ini sangat pesat sehingga produksi –produksi pupuk saat ini mempunyai kemurnian tinggi atau bahan pengotor yang ada menjadi sangat sedikit. Sehingga unsur hara mikro yang selama ini sebagai pengotor atau bahan ikutanpun yang di berikan bersama-sama pupuk menjadi sangat sedikit
  • Upaya bengembalian limbah pertanian ke lahan jarang sekali di lakukan mengingat semua hasil maupun limbahnya bemanfaat, misalnya di jadikan pakan ternak, padahal limbah pertanian yang di kembalikan sangat bermanfaat sebagai penyedia unsur hara mikro.
Unsur bermanfaat merupakan unsur yang berguna bagi pertumbuhan tanaman tetapi tidak memenuhi kaidah unsur hara esensial karena jika unsur ini tidak ada, pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Unsur-unsur yang termasuk menguntungkan bagi tanaman adalah Natrium (Na), Cobalt(Co), Chlor (Cl), dan silicon(Si). Silicon(Si) merupakan unsur kedua terbanyak setelah oksigen (O) dalam kerak bumi dan Si juga berada dalam jumlah yang banyak pada setiap tanah.
Beberapa kajian menjelaskan bahwa Si memiliki beberapa peran penting terhadap tanaman tertentu seperti padi(Oriza Sativa), jagung (Zae Mays), dan tebu (Saccharum offinarum). Si dapat memberikan effek positif babi tanaman melalui dua hal yaitu pengaruh tak langsung pada tanaman, yaitu meningkatkan ketersediaan P dan pengaruh langsung pada tanaman, seperti meningkatkan efesiensi fotosintesa, mengiduksi ketahanan terhadap kecaman biotik dan abiotic seperti hama dan penyakit.
1.2 Tujuan Penelitian
Mengelola limbah pertanian untuk mencegah kekurangan unsur hara Silikon (Si) di lahan pertanian sawah dengan memberdayakan limbah pertanian yang sudah tersedia dan berlimpah (jerami dan sekam), karena Unsur hara Silikon(Si) dapat di jadikan sebagai daya tahan bagi tanaman terhadap hama dan penyakit

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian Organik
"Organic agriculture is a holistic production management system which promotes and enhances agro-ecosystem health, including biodiversity, biological cycles and soil biological activity. It emphasises the use of management practices in preference to the use of off-farm inputs (...) This is accomplished by using, where possible, agronomic, biological, and mechanical methods, as opposed to using synthetic materials, to fulfil any specific function within the system." (FAO/WHO Codex Alimentarius Commission, 1999). Pertanian organic merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah.
2.2 Unsur Hara Silikon (Si)
Fungsi unsur hara silicon(Si) pun tidak begitu di ketahui oleh sebagian besar petani, informasi mengenai unsur ini sangat terbatas, padahal manfaat dari unsur ini sangat besar untuk tanaman terutama sebagai daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman.
Silikon (Si) banyak terkandung pada tanaman graminae, seperti padi, jagung, dan tebu, terutama di permukaan daun, batang, dan gabah (padi). Tanaman kahat Si menyebabkan ketiga organ tanaman di atas kurang terlindungi oleh lapisan silikat yang kuat, akibatnya: (1) daun tanaman lemah terkulai, tidak efektif menangkap sinar matahari, sehingga produktivitas tanaman rendah/tidak optimal; (2) penguapan air dari permukaan daun dan batang tanaman dipercepat, sehingga tanaman mudah layu atau peka terhadap kekeringan; (3) daun dan batang menjadi peka terhadap serangan penyakit dan hama; (4) tanaman mudah rebah; dan (5) kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah terkena hama dan penyakit Akibatnya, hasil optimal tanaman tidak tercapai, kestabilan hasil rendah (fluktuatif) dan mutu produk rendah.
Gejala kahat Si juga berpengaruh pada pertumbuhan : Daun-daun menjadi lunak dan terkulai sehingga saling menutupi, mengurangi kegiatan fotosintesis, sehingga hasil gabah berkurang, Terjadi peningkatan kepekaan tanaman terhadap penyakit seperti blas (disebabkan oleh Pyricularia grisea) atau bercak coklat yang disebabkan oleh Helminthosporium oryzae. Kahat Si yang parah mengurangi jumlah malai/m2 dan jumlah bulir/malai. Tanaman yang kahat Si menjadi mudah rebah.
2.3 Kebutuhan Tanaman Terhadap Unsur Hara Silikon(Si)
Tanaman menyerap unsur hara silikon dalam jumlah banyak, melebihi unsur-unsur lainnya. Tanaman monokotil seperti family rumput-rumputan (graminae) menyerap Si lebih banyak di bandingkan tanaman kacang-kacangan dan dikotil. Berdasarkan kemampuan menyerap Si tanaman di bagi menjadi tiga golongan yaitu (roesmarkam dan yuwono, 2002) :
  • Graminiae basah seperti padi sawah, mendorong penyerapan SiO2 sekitar 10-15%
  • Graminiae kering seperti tebu dan rerumputan sekitar 1-3%
  • Tanaman dikotil dan leguminose sekitar 0,5%.
Ada tiga model berbeda dalam penyerapan Si oleh tanaman yang menyebabkan perbedaan dalam akumulasi Si yaitu (mitani dan Ma, 2005)
  • Penyerapan aktif tanaman dengan model penyerapan air, sehingga menghasilkan penurunan kandungan Si pada larutan.
  • Penyerapan pasif tanaman dengan model penyerapan pasif menyerap Si dengan tingkatan yang sama dengan penyerapan air, tetapi tidak ada perubahan konsentrasi yang signifikan dalam larutan yang berhasil di amati.
  • Rejektive up take cendrung untuk mengeluarkan Si yang di buktikan dengan terjadinnya peningkantan konsentrasi Si yaitu tanaman yang serapan Si-nya melebihi serapan terhadap air.
Beberapa tanaman Graminae membutuhkan silicon (Si) untuk mencapai kondisi kesehatan maksimum dan ketahanan terhadap hama dan penyakit (zeyen, 2002). Pemberian Si dapat meningkatkan ketahanan terhadap penyakit seperti blas (disebabkan oleh Pyricularia grisea) atau bercak coklat yang disebabkan oleh Helminthosporium oryzae.
2.4 Pengelolaan Unsur Hara Silikon (Si)
Penggunaan kembali Si yang dahulu selalu diperhatikan pada budi daya padi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, hampir dapat dipastikan akan meningkatkan produktivitas, kestabilan dan kualitas hasil padi. Memopulerkan kembali penggunaan pupuk silikat pada tanaman padi saat ini sangat tepat, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi nasional sebesar 5%, dimana pemanfaatan lahan-lahan suboptimal, lahanlahan endemik hama dan penyakit, serta lahan optimal dengan penggunaan pupuk N dosis tinggi semakin meluas dan intensif.

Lahan-lahan tersebut memerlukan tambahan silikat.
  1. Masukan alami: Pemasukan Si dalam jumlah besar dari air irigasi terjadi di beberapa wilayah, terutama bila airnya berasal dari daerah vulkanis.
  2. Pengelolaan jerami: Dalam jangka panjang, kahat Si dapat dicegah dengan tidak mengangkut jerami ke luar lahan setelah panen. Sebaiknya jerami (5–6% Si) dan sekam (10% Si) didaur-ulang.
  3. Pengelolaan pupuk: Menghindari pemberian pupuk N secara berlebihan dan tidak berimbang, pemberian cukup P dan K.
Perlakuan kahat Si
  1. Pemberian kalsium silikat (terak baja) secara teratur pada lahan sawah yang telah terdegradasi atau pada tanah gambut, dengan takaran 1–3 t/ha.
  2. Pemberian pupuk silikat granuler untuk mempercepat koreksi kahat Si:
  • Kalsium silikat: 120–200 kg/ha dan Kalium silikat: 40–60 kg/ha.
    *Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar