Jumat, 03 Desember 2010

Tugas Praktikum
TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN






Oleh :
SURYADI (0810483046)*




PENGARUH TANAMAN TERHADAP EROSIVITAS
  • Erosi
Erosi merupakan suatu proses kehilangan tanah yang diakibatkan oleh hujan, angin, aliran, gaya gravitasi, kehidupan organisme dan kegiatan manusia. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya erosi lahan adalah akibat hujan. Hujan dapat menyebabkan erosi karena adanya energi kinetik yang dihasilkan pada saat terjadinya hujan. Kemampuan energi hujan tersebut untuk menyebabkan terjadinya erosi dinyatakan dengan erosivitas hujan.
Semakin tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan erosi yang terjadi pada daerah tersebut.
Pemodelan prediksi erosi melalui analisis citra satelit yang dipadukan dengan SIG menggunakan pendekatan rumus USLE (Universal Soil Loss Equaliton) (Wischemeir dan Smith, 1978), yaitu :
A = R x K x LS x CP
dimana
A = Erosivitas hujan
K = Erodibilitas tanah
R = Indeks Erosivitas Hujan
LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng
CP = Faktor tanaman dan pengelolaan

Apa penyebab kemampuan hujan berbeda?
Jumlah hujan/ curah hujan (mm)
Intensitas curah hujan (mm/jam)
Besar butiran hujan

Faktor apa yang mempengaruhi?
Erodibilitas Tanah
Erodibilitas tanah merupakan kepekaan tanah terhadap erosi. Semakin tinggi nilai erodibilitas suatu tanah semakin mudah tanah tersebut tererosi. Untuk menghitung nilai erodibilitas tanah diperlukan data kandungan liat, debu, pasir halus, bahan organik tanah, harkat struktur dan permeabilitas tanah.
Faktor LS
Peta faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) dihitung dari peta kemiringan lereng daerah penelitian, sedangkan peta kemiringan lereng diturunkan dari model elevasi digital (MED) yang diperoleh dari digitasi dan interpolasi garis kontur.
Panjang lereng diukur mulai tempat terjadinya aliran air di atas permukaan tanah sampai ke tempat mulai terjadinya pengendapan, Karena berkurangnya kecuraman lereng atau ke tempat aliran air di permukaan tanah masuk ke dalam saluran (Arsyad, 1989).
Faktor CP
Faktor C adalah perbandingan antara rata-rata tanah tererosi dari suatu lahan yang ditanami pertanaman tertentu dan pengelolaan tertentu terhadap rata-rata tanah tererosi dari lahan yang terolah tanpa tanaman pada tanah dan lereng sama serta hujan yang sama (Abdurrahman dan Sukmana, 1990)
Faktor P adalah perbandingan antara rata-rata tanah tererosi dari lahan yang mendapat perlakuan konservasi tertentu terhadap rata-rata tanah tererosi dari lahan terolah tanpa tindakan konservasi, dimana faktor erosi lainnya tidak berbeda (Abdurrahman dan Sukmana, 1990).
Faktor tanaman dan pengelolaan lahan (CP) diperoleh dari hasil klasifikasi citra satelit Landsat TM. Penggunaan citra satelit karena mampu memberikan data terkini mengingat penggunaan lahan merupakan objek yang sangat cepat mengalami perubahan.




Pengaruh Tanaman Terhadap Erosi Tanah
Tutupan tanaman hutan, kanopi tanaman dan serasah daun melindungi permukaan tanah dari erosi. Ketika bahan-bahan tersebut dihilangkan selama pembukaan hutan permukaan tanah menjadi rentan terhadap pukulan energy kinetik butir hujan dan akhirnya butiran tanah menjadi terdispersi dan terangkut.
Pukulan air hujan dan penguraian bahan organik setelah pembukaan hutan menyebabkan kerusakan agregat tanah permukaan, menyumbat pori mikro, mengurangi infiltrasi dan akhirnya meningkatkan aliran permukaan. Sifat-sifat permukaan tanah seperti lapisan kedap kaya liat, lapisan permukaan yang mengeras (crusting) bahkan pada kelerengan yang rendah akan menyebabkan aliran dipermukaan tanah lebih banyak dibanding infiltrasi sehingga akhirnya akan mendorong laju erosi.
Pembukaan hutan akan menyebabkan erosi setempat seperti erosi percik (splash), erosi lembar (sheet) dan erosi parit (rill) maupun erosi dengan skala lebih besar seperti erosi lembah (gully).
Besarnya erosi akibat pembukaan hutan sangat bervariasi tergantung metoda pembukaan hutan, sifat tanah dan derajat kemiringan lereng. Penelitian Wiersum, 1984 dalam Ross, 1998) pada 80 lokasi hutan tropis dan sistem agroforestri menunjukkan bahwa hutan alami mengalami erosi paling ringan yaitu 0,03 – 6,2 t/ha/thn sedang erosi terbesar terjadi pada tanaman hutan bebas gulma dan pada hutan dengan serasah yang dihilangkan yaitu masing-masing 1,2 – 183 dan 5,9 – 105 t/ha/thn. Kehilangan bahan organik dan hara tanaman akibat erosi ini akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan kembali (re-establishment) vegetasi menjadi terhambat akibat tanah yang tidak subur dan kekeringan.
Faktor tanaman penutup tanah memiliki sifat melindungi tanah dari timpaan- timpaan keras titik- titik curah hujan kepermukaan tanah, selain itu dapat memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar- akarnya yang menyebar. Sedangkan factor- factor kegiatan manusia selain dapat mempercepat terjadinya erosi karena perlakuan- perlakuannya yang negatif, dapat pula memegang peranan yang penting dalam usaha pencegahan erosi yaitu dengan perbuatan- perbuatan atau perlakuan- perlakuan yang positif.
Adanya tanaman menyebabkan :
Hujan tidak langsung mengenai permukaan tanah
Sebagian hujan ditahan tanaman (intersepsi)
Seresah dan akar meningkatkan kekasaran permukaan
Seresah dan akar membantu aggregasi, meningkatkan porositas, infiltrasi, dan kapasitas penyimpanan air
Pengaruh tanaman menyebabkan :
Intersepsi : tdk semua hujan sampai dipermukaan tanah
jatuh berkurang
Adanya peningkatan kekasaran permukaan menurunkan kecepatan limpasan permukaan
Penuirunan kecepatan limpasan permukaan menyebabkan waktu infiltrasi lebih lama
Peningkatan porositas tanah oleh seresah & akar tanam-an meningkatkan infiltrasi dan air tersimpan dlm tanah.
Pengaruh tanaman terhadap pengikisan tanah
Adanya tanaman :
Seresah dan akar tanaman membantu pembentukan aggregat tanah
Perbaikan struktur tanah akan meningkatkan porositas dan kemantapan pori
tanah lebih tahan terhadap hancuran air hujan dan limpasan permukaan (erodibilitas tanah turun)
Efektifitas tanaman :Kemampuan tanaman untuk menekan laju erosi, dipengaruhi :
Sistim tajuk
Tinggi tanaman
Kemampuan menghasilkan bahan organik
Sistim perakaran
Indek Efektifitas Tanaman (IET) : 
*mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi FakultasPertanian Universitas Brawijaya Malang 2010

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar